BELAWAN | POTRET - Meski di seluruh kota Medan telah berdiri 13 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN maupun SPDN) yang tersebar di wilayah peisisr Medan Utara, namun sejak adanya pembatasan solar bersubsidi atas kebijakan Pemerintah imbasnya nelayan makin menderita.Sabtu (16/08/2014).
"Pembatasan solar bersubsidi dinilai memang tak secara langsung dirasakan masyarakat nelayan, namun harga BBM jenis solar yang dinikmati nelayan menjadi terdongkrak berkisar Rp6000 hingga Rp7000 perliternya, kami saja setiap mau kelaut membeli solar diatas Rp6000 padahal harga eceran tertingginya hanya Rp550 perliternya,"kata Iwan (35) nelayan langgei ditemui dibibir tanggul sungai deli jalan Young Panah Hijau Medan Marelan.
Iwan, memang salah satu nelayan yang terkena imbas dari adanya kebijakan pembatasan solar bersubsidi untuk itu Iwan dan masyarakat nelayan lainnya berharap agar pasokan BBM bagi nelayan dipermudah sehingga BBM nelayan tetap disubsidi.
"Kalau harga solar melambung mana mungkin kami bisa kelaut lagi bang, maunya kebijakkan Pemerintah itu jangan malah memijak rakyat kecil seperti kami ini,"pinta nelayan tersebut.
Terpisah Ketua DPC HNSI Kota Medan Zulfahri Siagian yang ditanyai prihal dampak pembatasan solar bersubsidi bagi nelayan, Zulfahri membenarkan sedikit banyaknya berdampak bagi masyarakat nelayan bahkan ia menilai masih dibutuhkan lagi 2 SPBN berdiri bagi nelayan kota Medan guna menghindari kelangkaan BBM nelayan.
Bahkan kata Zulfahri, jatah pasokan BBM bagi nelayan untuk seluruh Indonesia sebesar 2,5 juta ton namun baru dinikmati nelayan hanya 1,8 juta ton saja, bahkan dari 13 SPBN maupun SPDN yang ada di kawasan Medan Utara yakni ada 8 SPBN di dalam kawasan Pelabuhan perikanan samudera Belawan (PPSB) Gabion dan 5 SPBN AKR di luar PPSB gabion saat ini pasokannya sudah dipangkas sebesar 20% dari jatah pasokan sebelumnya.
Ke 13 SPBN atau SPDN yang jatahnya dipangkas tersebut masing-masing 13 SPBN berada dalam Gabion yakni SPBN Koperasi PPSB telah dipangkas hanya mendapatkan jatah 255 ton/bulan, SPBN PT Edina milik Jahisar jatahnya tinggal 106 ton/bulan, SPBN Rointan tinggal 264 ton/bulan, SPBN PT Irit milik Sugianto dipangkas tinggal 905 ton/bulan dan SPBN PT Nito tinggal 464 ton/bulan, SPBN PT Sekar Mulia milik Raja Sirait tinggal 326 ton/bulan.
Selanjutnya SPBN PT Parapat Jaya pasokan BBM solarnya tinggal 164 ton/bulan dan SPBN PT UD Topan mendapat pengurangan 20% dari 516 ton/bulannya.Begitu juga dengan 5 SPBN yang disalurkan PT AKR di luar Gabion mendapatkan pemotongan jatah 20% yang berada di Kelurahan Bagan Deli, Kampung Kurnia Belawan Bahari, jalan Hiu Pajak Baru Kelurahan Belawan Bahagia, Jalan Young Panah Hijau lingkungan 8 Kelurahan Labuhan Deli, Jalan Chaidir Kampung Nelayan Indah.(potret/blw).
Post a Comment