JAKARTA | POTRET - Penyelundupan ekspor rotan senilai lebih dari Rp1 miliar. Sedianya, rotan ini akan diselundupkan ke Tiongkok dan Singapura berhasil digagalkan petugas Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe A Tanjung Priok
Rotan yang diselundupkan ini terdiri atas dua jenis, yakni rotan asalan dan rotan setengah jadi. Rotan-rotan tersebut diselundupkan dalam 12 kontainer berukuran 40 feet.
Kepala Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai Tanjung Priok, Bahaduri Wijayanta mengatakan, maraknya penyelundupan rotan dari Indonesia terjadi karena kurangnya pasokan bahan baku rotan berkualitas di luar negeri. Seperti diketahui, hingga saat ini, Indonesia merupakan negara penghasil rotan berkualitas baik terbesar di dunia.
“Banyaknya penyelundupan rotan karena produsen besar handicraft dunia ingin memperoleh rotan dari Indonesia dikarenakan di negara mereka sulit untuk memperoleh bahan baku rotan,” jelasnya seperti dilansir situs resmi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Modus penyelundupan yang dilakukan oleh para pelaku adalah dengan menggunakan nama perusahaan lain sebagai eksportir, antara lain PT LMD, PT AKB, PT AD dan PT YHSD. Selain itu, petugas juga menemukan ketidaksesuaian dalam dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB). Dalam dokumen PEBnya, pelaku menyebutkan kontainer-kontainer tersebut berisi men t-shirt, ladies wear dan pajama serta krey.(potret/dpke)
Rotan yang diselundupkan ini terdiri atas dua jenis, yakni rotan asalan dan rotan setengah jadi. Rotan-rotan tersebut diselundupkan dalam 12 kontainer berukuran 40 feet.
Kepala Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai Tanjung Priok, Bahaduri Wijayanta mengatakan, maraknya penyelundupan rotan dari Indonesia terjadi karena kurangnya pasokan bahan baku rotan berkualitas di luar negeri. Seperti diketahui, hingga saat ini, Indonesia merupakan negara penghasil rotan berkualitas baik terbesar di dunia.
“Banyaknya penyelundupan rotan karena produsen besar handicraft dunia ingin memperoleh rotan dari Indonesia dikarenakan di negara mereka sulit untuk memperoleh bahan baku rotan,” jelasnya seperti dilansir situs resmi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Modus penyelundupan yang dilakukan oleh para pelaku adalah dengan menggunakan nama perusahaan lain sebagai eksportir, antara lain PT LMD, PT AKB, PT AD dan PT YHSD. Selain itu, petugas juga menemukan ketidaksesuaian dalam dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB). Dalam dokumen PEBnya, pelaku menyebutkan kontainer-kontainer tersebut berisi men t-shirt, ladies wear dan pajama serta krey.(potret/dpke)
Post a Comment