JAKARTA | POTRET - Jelang akhir masa jabatan Presiden RI, SBY mengucapkan permintaan maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan yang dibuatnya selama 10 tahun memimpin Indonesia, SBY berjanji untuk membantu siapapun yang akan menjadi Presiden Republik Indonesia tahun 2014 – 2019, jika hal itu dikehendaki.
“Ini adalah kewajiban moral saya sebagai mantan Presiden nantinya, dan sebagai warga negara yang ingin terus berbakti kepada negaranya,” ujar SBY saat menyampaikan Pidato Kenegaraan dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-69 Kemerdekaan RI Tahun 2014, di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta Pusat, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku memiliki seribu perasaan yang sulit ia lukiskan.
“Sudah dapat dipastikan, inilah terakhir kalinya saya berpidato di tempat yang terhormat ini sebagai Presiden Republik Indonesia,” kata SBY dalam sidang yang dipimpin oleh Ketua DPR-RI Marzuki Alie itu.
Presiden SBY yang hadir di acara tersebut bersama Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono mengatakan, merupakan kehormatan besar bagi dirinya yang merupakan anak orang biasa, anak biasa dari Pacitan, kemudian menjadi tentara, menteri, dan kemudian dipilih sejarah untuk memimpin bangsa Indonesia, menjadi Presiden Indonesia.
“Menjadi Presiden dalam landskap politik dimana semua pemimpin mempunyai mandat sendiri, dalam demokrasi 240 juta, adalah suatu proses belajar yang tidak akan pernah ada habisnya,” kata SBY.
Dalam kesempatan itu, SBY mengucapkan selamat kepada Presiden terpilih yang nanti akan disahkan oleh Mahkamah Konsti-tusi.
“Tahun depan, Presiden kita yang baru akan memberikan pidato kenegaraannya di mimbar ini. Saya mengajak segenap bangsa Indonesia, marilah kita bersama-sama mendengarkannya, dan mendukung beliau untuk kebaikan dan kemajuan negeri ini,” pinta Kepala Negara.
Menurut SBY, ia juga mempunyai mimpi dan harapan yang indah, yaitu terbangunnya budaya politik yang luhur, dimana para pemimpin Indonesia saling bahu membahu, saling membantu, dan saling mengingatkan demi masa depan Indonesia.
“Saya yakin itulah yang didambakan oleh rakyat Indonesia, dan itulah yang harus kita berikan dengan ikhlas kepada mereka,” tutur SBY.
Tampak hadir saat Presiden SBY menyampaikan Pidato Kenegaraan dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-69 Kemerdekaan RI Tahun 2014 itu, antara lain Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono dan Ibu Herawati Boediono, mantan Presiden BJ Habibie, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua MPR Sidarto Danusubroto, para pimpinan lembaga tinggi negara, para menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II, para duta besar negara sahabat, dan para tauladan dari seluruh tanah air.(potret/setkab)
“Ini adalah kewajiban moral saya sebagai mantan Presiden nantinya, dan sebagai warga negara yang ingin terus berbakti kepada negaranya,” ujar SBY saat menyampaikan Pidato Kenegaraan dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-69 Kemerdekaan RI Tahun 2014, di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta Pusat, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku memiliki seribu perasaan yang sulit ia lukiskan.
“Sudah dapat dipastikan, inilah terakhir kalinya saya berpidato di tempat yang terhormat ini sebagai Presiden Republik Indonesia,” kata SBY dalam sidang yang dipimpin oleh Ketua DPR-RI Marzuki Alie itu.
Presiden SBY yang hadir di acara tersebut bersama Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono mengatakan, merupakan kehormatan besar bagi dirinya yang merupakan anak orang biasa, anak biasa dari Pacitan, kemudian menjadi tentara, menteri, dan kemudian dipilih sejarah untuk memimpin bangsa Indonesia, menjadi Presiden Indonesia.
“Menjadi Presiden dalam landskap politik dimana semua pemimpin mempunyai mandat sendiri, dalam demokrasi 240 juta, adalah suatu proses belajar yang tidak akan pernah ada habisnya,” kata SBY.
Dalam kesempatan itu, SBY mengucapkan selamat kepada Presiden terpilih yang nanti akan disahkan oleh Mahkamah Konsti-tusi.
“Tahun depan, Presiden kita yang baru akan memberikan pidato kenegaraannya di mimbar ini. Saya mengajak segenap bangsa Indonesia, marilah kita bersama-sama mendengarkannya, dan mendukung beliau untuk kebaikan dan kemajuan negeri ini,” pinta Kepala Negara.
Menurut SBY, ia juga mempunyai mimpi dan harapan yang indah, yaitu terbangunnya budaya politik yang luhur, dimana para pemimpin Indonesia saling bahu membahu, saling membantu, dan saling mengingatkan demi masa depan Indonesia.
“Saya yakin itulah yang didambakan oleh rakyat Indonesia, dan itulah yang harus kita berikan dengan ikhlas kepada mereka,” tutur SBY.
Tampak hadir saat Presiden SBY menyampaikan Pidato Kenegaraan dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-69 Kemerdekaan RI Tahun 2014 itu, antara lain Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono dan Ibu Herawati Boediono, mantan Presiden BJ Habibie, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua MPR Sidarto Danusubroto, para pimpinan lembaga tinggi negara, para menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II, para duta besar negara sahabat, dan para tauladan dari seluruh tanah air.(potret/setkab)
Post a Comment