MEDAN | POTRET - Tak hanya produksi cabe merah di Sumut saja yang naik, melainkan juga harga pasaran cabe merah di pasaran juga terdongkrak saat ini capai Rp20 ribu/Kgnya sedangkan sebelumnya hanya Rp15 ribu/Kgnya.produktivitas cabai merah Sumatera Utara (Sumut) mencapai 85.557 ton hingga Juni 2014.
Menurut Kasubbag Program Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumut, Ir Hj Lusyiantini MM, pada Juni tahun lalu, hasil panen petani sebanyak 84.213 ton, sehingga terjadi peningkatan sebesar 1,62%.
Dijelaskannya, sejumlah kabupaten mampu meningkatkan produktivitas tanaman cabai merah. "Dua kabupaten, masing-masing Simalungun dan Batubara cukup bersemangat mengembangkan tanaman cabai merah. Terbukti hasil panen petani meningkat dari tahun lalu," ungkap Hj Lusyiantini di ruang kerjanya kawasan Jalan AH Nasution Medan, Rabu (13/8).
Padahal, lanjutnya, pada tahun lalu, cabai merah menjadi salah satu faktor penyebab inflasi di Sumut karena harganya melambung menjelang bulan Ramadan. Untuk tahun ini, Hj Lusyiantini menyatakan, harga cabai merah relatif stabil menjelang Ramadan hingga memasuki Lebaran lalu. "Ini salah satu bukti, produksi cabai merah Sumatera Utara mampu memenuhi kebutuhan masyarakat," ujarnya.
Hj Lusyiantini menyatakan, pasokan cabai merah dari berbagai daerah di Provinsi Sumut mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, meski dari sisi luas tanam dan luas panen mengalami penurunan akibat beragam kendala. Berdasarkan data, pada 2013, Sumut memiliki luas tanam cabai merah mencapai 6.962 hektar (ha). Namun, di tahun ini, luas tanam menyusut menjadi 6.001 ha. Begitu juga dari luas panennya, dari 7.345 ha pada 2013 menjadi 6.444 ha di tahun 2014.
"Ada beberapa faktor penyebab penyusutan areal tersebut, diantaranya petani di sejumlah daerah melakukan rotasi tanaman ke wortel dan kol, serangan hama dan penyakit serta dampak erupsi Gunung Sinabung, cukup memengaruhi berkurangnya areal tanam dan panen cabai merah," tutur Hj Lusyiantini.
Pihaknya berharap, penyusutan areal tanam tersebut bisa diminimalisir di masa mendatang melalui sejumlah kebijakan yang mampu membuat petani bersemangat menanam cabai merah.(potret/limakoma).
Menurut Kasubbag Program Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumut, Ir Hj Lusyiantini MM, pada Juni tahun lalu, hasil panen petani sebanyak 84.213 ton, sehingga terjadi peningkatan sebesar 1,62%.
Dijelaskannya, sejumlah kabupaten mampu meningkatkan produktivitas tanaman cabai merah. "Dua kabupaten, masing-masing Simalungun dan Batubara cukup bersemangat mengembangkan tanaman cabai merah. Terbukti hasil panen petani meningkat dari tahun lalu," ungkap Hj Lusyiantini di ruang kerjanya kawasan Jalan AH Nasution Medan, Rabu (13/8).
Padahal, lanjutnya, pada tahun lalu, cabai merah menjadi salah satu faktor penyebab inflasi di Sumut karena harganya melambung menjelang bulan Ramadan. Untuk tahun ini, Hj Lusyiantini menyatakan, harga cabai merah relatif stabil menjelang Ramadan hingga memasuki Lebaran lalu. "Ini salah satu bukti, produksi cabai merah Sumatera Utara mampu memenuhi kebutuhan masyarakat," ujarnya.
Hj Lusyiantini menyatakan, pasokan cabai merah dari berbagai daerah di Provinsi Sumut mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, meski dari sisi luas tanam dan luas panen mengalami penurunan akibat beragam kendala. Berdasarkan data, pada 2013, Sumut memiliki luas tanam cabai merah mencapai 6.962 hektar (ha). Namun, di tahun ini, luas tanam menyusut menjadi 6.001 ha. Begitu juga dari luas panennya, dari 7.345 ha pada 2013 menjadi 6.444 ha di tahun 2014.
"Ada beberapa faktor penyebab penyusutan areal tersebut, diantaranya petani di sejumlah daerah melakukan rotasi tanaman ke wortel dan kol, serangan hama dan penyakit serta dampak erupsi Gunung Sinabung, cukup memengaruhi berkurangnya areal tanam dan panen cabai merah," tutur Hj Lusyiantini.
Pihaknya berharap, penyusutan areal tanam tersebut bisa diminimalisir di masa mendatang melalui sejumlah kebijakan yang mampu membuat petani bersemangat menanam cabai merah.(potret/limakoma).
Post a Comment