BELAWAN | POTRET - Keunikan tersendiri bila kita berada di Kampung Nelayan Seberang, betapa tidak, di daerah perbatasan antara daerah Kabupaten Deli Serdang dengan Kota Medan ini ternyata berpenghuni warga Kota Medan meski masih berada dalam wilayah Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang.Rabu (29/10/2014).
Ribuan warga yang hidup di Kampung Nelayan Seberang yang umumnya berprofesi sebagai nelayan tersebut umumnya ber-KTP Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan, alasannya sederhana sebab secara turun temurun mereka lebih mudah mengurus administrasi kependudukannya di Kota medan melalui pihak Kelurahan.
Kampung Nelayan Seberang terbilang masih daerah terisolir yang dipisahkan alur muara laut Belawan, makanya tak guna heran bila pembangunan didaerah masih tergolong kumuh tersebut berjalan lamban.
Kalau kita tempuh dari pangkalan Belawan atau dekat markas Marinir TNI-AL jarak tempuh menuju kampung nelayan seberang terasa dekat hanya membutuhkan waktu tak sampai setengah jam, akantetapi bila menempuhnya dari daratan mungkin akan memakan waktu hampir 3 jam perjalan melewati Hamparan Perak.
Menurut Erwin (37) warga yang tinggal di Kampung Nelayan seberang yang bekerja di kota Belawan mengaku, setiap harinya pulang pergi naik boat dengan hanya membayar Rp5000 sekali berangkat, itupun dari tangkahan penyeberangan resmi di daerah Sundari Belawan.
"Kalau kita tempuh lewat jalan darat bang, mungkin memakan waktu selama 3 jam melintasi Hamparan Perak, tapi kalau lewat jalur laut paling lama 45 menit saja,"ungkap Erwin.
Erwin juga mengaku daerahnya sulit berkembang akibat masih adanya tarik menarik kewenangan pembangunan apalagi wilayah di Kampung Nelayan Paluh Kuraw masih dalam wilayah Kabupaten Deli Serdang meski hampir seluruh warganya ber-KTP kota Medan.
"Kebanyakan rumah warga disini berada diatas air bang, sangat sulit mencari daratan bahkan warga disini memang kesehariannya sebagai nelayan mencari ikan dan terkenal juga sebagai penyelam di laut, sedangkan sebagian lagi cari nafkah di kota Belawan, ironisnya kebanyakan anak sekolah berasal dari Kampung Nelayan Seberang harus menaiki boat penyeberangan untuk dapat bersekolah SMP dan SMA ke kota Belawan,"ujar Erwin saat ditanyai seputar kondisi kehidupan warga di Kampung diatas air tersebut.(potret/Guz).
Ribuan warga yang hidup di Kampung Nelayan Seberang yang umumnya berprofesi sebagai nelayan tersebut umumnya ber-KTP Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan, alasannya sederhana sebab secara turun temurun mereka lebih mudah mengurus administrasi kependudukannya di Kota medan melalui pihak Kelurahan.
Kampung Nelayan Seberang terbilang masih daerah terisolir yang dipisahkan alur muara laut Belawan, makanya tak guna heran bila pembangunan didaerah masih tergolong kumuh tersebut berjalan lamban.
Kalau kita tempuh dari pangkalan Belawan atau dekat markas Marinir TNI-AL jarak tempuh menuju kampung nelayan seberang terasa dekat hanya membutuhkan waktu tak sampai setengah jam, akantetapi bila menempuhnya dari daratan mungkin akan memakan waktu hampir 3 jam perjalan melewati Hamparan Perak.
Menurut Erwin (37) warga yang tinggal di Kampung Nelayan seberang yang bekerja di kota Belawan mengaku, setiap harinya pulang pergi naik boat dengan hanya membayar Rp5000 sekali berangkat, itupun dari tangkahan penyeberangan resmi di daerah Sundari Belawan.
"Kalau kita tempuh lewat jalan darat bang, mungkin memakan waktu selama 3 jam melintasi Hamparan Perak, tapi kalau lewat jalur laut paling lama 45 menit saja,"ungkap Erwin.
Erwin juga mengaku daerahnya sulit berkembang akibat masih adanya tarik menarik kewenangan pembangunan apalagi wilayah di Kampung Nelayan Paluh Kuraw masih dalam wilayah Kabupaten Deli Serdang meski hampir seluruh warganya ber-KTP kota Medan.
"Kebanyakan rumah warga disini berada diatas air bang, sangat sulit mencari daratan bahkan warga disini memang kesehariannya sebagai nelayan mencari ikan dan terkenal juga sebagai penyelam di laut, sedangkan sebagian lagi cari nafkah di kota Belawan, ironisnya kebanyakan anak sekolah berasal dari Kampung Nelayan Seberang harus menaiki boat penyeberangan untuk dapat bersekolah SMP dan SMA ke kota Belawan,"ujar Erwin saat ditanyai seputar kondisi kehidupan warga di Kampung diatas air tersebut.(potret/Guz).
Post a Comment