Pertemuan 3 Pucuk Pimpinan tersebut dilakukan di Hotel Madani saat menghayati Hari Sumpah Pemuda, maka mereka bertekad menyatukan visi dan misi dalam mengenang hari Pahlawan di Polonia Medan dengan mengundang seluruh Tokoh Politik, Masyarakat dan Adat.
Pada Kesempatan yang sama juga akan dibentuk Kantor Sekretatiat bersama Reclasseering Indonesia, lembaga Pengkajian Pembangunan dan Korusi Nasional (LP2KN), Kasatgas FKPPI, Biro Tabloid Pengawal, Forum Peduli Umat, Yasbiwaria, FKKBNMNI, PKTPPM, Formas dan SBSI.
Hasil rapat TIM sekretariat Bersama Ketua H.M. Agussyah, SE, Wakil Ketua Ali Husein Sambo, SH, Drs.Azrai Nasution, Ahmad Yani, Bakhtiar Koto, Salim, Drs.Tiras Parhusip, Sekretaris Hariyanto, SH, Bendahara Umum H.M. Ayub Bin Ahmad, Bendahara Andrianus Tamba, Koordinator Lapangan Sudarto, Anes Nurman Nainggolan, SE dan dari PEPABRI (Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri ABRI/TNI dan Polri.
H. Tahjuddin Noor Tanjung menegaskan ,"rasa cinta terhadap tanah air itu mulai memudar dari generasi muda saat ini. Hal itu dapat terlihat dari kehidupan bermasyarakat. Padahal, ancaman terhadap kedaulatan bangsa saat ini, tidak hanya dalam bentuk penjajahan seperti jaman kolonial".
“Untuk mempertahankan kedaulatan NKRI tidak lagi melakukan perang fisik seperti yang dilakukan para pejuang terdahulu. Saat ini ancaman kedaulatan negara kita bisa datang dengan cara merusak generasi muda sebagai pondasi bangsa,” ujar H. Tahjuddin Noor ketua DPW GBN, Tidak itu saja, H.Tahjuddin Noor menyebutkan," NKRI juga sedang dijajah dari sisi ekonomi. Itu terbukti dengan masyarakat yang lebih menyukai produk luar dari pada produk lokal. Belum lagi menjamurnya barang ilegal dan narkoba yang dapat merusak generasi muda penerus bangsa. Sebagai bentuk antisipasi, seluruh elemen masyarakat harus menyadari masih berlangsungnya penjajahan oleh pihak tertentu yang tak ingin NKRI terus berdaulat".
“Untuk itu semua pihak harus bersinerji dalam kebersamaan. Tidak kalah penting, kita harus meningkatkan kualitas SDM. Apalagi kita akan dihadapkan pada Masyarakat Ekonomi Asean yang akan dimulai akhir tahun ini,” harap HJ. Syamsiah Aswati Ketua Umum PARSI
Dalam kesempatan itu, R. Soedradjat juga mengingatkan "Jika tidak mampu bersaing, masyarakat akan menjadi penonton di rumah sendiri, mengingat kualitas SDM sejumlah Negara Asean tidak dapat dipandang sebelah mata. bahaya laten seperti komunisme yang secara sembunyi masih berusaha menanamkan ideologinya di NKRI"
“Bahaya laten Komunisme ada di pelupuk mata kita. Kita harus antisipatif dan bergerak cepat untuk menghadangnya,” ajak R. Soedradjat Djojokusumo. Sementara H.M. Agussyah, SE mengatakan," idiologi Pancasila itu sudah mulai pudar dari generasi muda. Bahkan tidak sedikit para pelajar yang tidak memahami betul secara gamblang Pancasila".
“Anak-anak sekolah banyak yang tidak hapal pancasila. Ini bahaya,” ujar H. Tahjuddin Noor.
H. Tahjuddin Noor juga mengatakan, "masyarakat Indonesia saat ini terlena sebagai pengguna teknologi, bukan pencipta teknologi. Masyarakat puas sebagai pemakai, bukan sebagai produsen. “Parahnya kita mengedepankan gengsi. Salah satunya penggunakan alat komunikasi handphone. Indonesia merupakan salah satu pengguna HP terbanyak bahkan mengalahkan jumlah pendduduk kita,”
H. Tahjuddin Noor menegaskan,"kondisi tersebut tidak terjadi seketika, namun melalui proses panjang. Pihak asing terus melakukan siasat untuk mencekoki generasi muda dengan hasil karya cipta yang melenakan". “Begitu juga produk air minum kemasan yang 70 persen dikuasi pihak asing dan tanah air Indonesia siapa mereka apakah orag tua mereka lahir disini atau nenek nenek mereka, rakyat terusir dari tanah yang telah lama ditempatinya. Ini juga perlu mendapat perhatian kita bersama,” tegas H. Tahjuddin Noor.(Su.Red)

Post a Comment