
Tindakan sadis Enden dan Kiki diungkap Abdullah Amin, 57 (ayah kandung almarhum Rajali Abdi-red) usai berikan keterangan di Polairdasu. Enden yang dikenal tekong/nakhoda tega hati itu hantam piber saat 4 nelayan pancing selamatkan diri.
“Khairuddin alias Enden terlibat dalam pembantaian anak saya (Rajali Abdi-red). Piber yang digunakan Rajali dan teman-temannya untuk menyelamatkan diri kembali dihantam Enden dengan kapal ikan. Ini terungkap dalam pertemuan saya dengan Nazaruddin dan H. Umar di Yong Panah Hijau”. Beber Abdullah.
Abdulallah Amin yang akrab disapa pak Dol itu diundang Nazaruddin dan H. Umar untuk berdamai dengan pelaku. “Menurut Nazaruddin dan H. Umar, nakhoda yang terlibat dalam pembantaian Rajali dkk minta tolong untuk damai, namun mereka (pelaku-red) takut bertemu langsung dengan keluarga korban. Ke dua pemuka masyarakat itu beberkan kronologi kejadian sesuai dengan pengakuan nakhoda”. Kata Dul.
Selain itu lanjut Dul, Kiki yang bacok korban dan ABK lainnya hantam korban dengan tabung gas dan batu Es. Keterangan Nazaruddin dan H. Umar itu sudah saya sebut saat proses di Polairdasu, saya berharap Polisi segera tangkap semua yang terlibat. Harap Dul.
Sebelum dihabisi, 4 nelayan pancing yang tumpangi perahu Lumba-Lumba milik Amir tersebut dikejar 9 kapal ikan pukat langgar Gabion Belawan (2 unit bot jalur-red). Pengejaran dilakukan karna nakhoda KM. Sejahtera bernama Zulkifli menuding ke 4 nelayan sebagai perompak. Akibatnya perahu yang ditumpangi 4 nelayan pancing tenggelam setelah dihantam KM. Maju Jaya dinakhodai Rajali alias London.
Ke 4 nelayan pancing terkejut dan menjerit sebut-sebut nama Tuhan (Allahu Akbar, Astagfirullaah). Jeritan di tengah malam terang bulan itu tak dihiraukan, ke 4 nelayan pancing yang terapung di tengah laut dihantam kapal ikan secara bergantian. Parahnya nelayan yang bergantung di piber kembali dihantam Enden dengan kapal ikan. Setelah tak berdaya, Kiki membacok korban sedangkan ABK lainnya menghantam kepala korban dengan tabung gas elpiji 3 kg.
Kisah sadis yang diukir 9 nakhoda itu ditangani Polairdasu atas laporan pengaduan para isteri korban bernama Nurhayati, Juli Manurung, dan Rina dengan bukti laporan pengaduan Nomor : STPL/08/II/2016/Ditpolair. Hingga kini pihak penyidik Polairdasu masih mengumpulkan keterangan saksi tambahan, sementara 9 nakhoda sebagai dalang pembunuhan 4 nelayan pancing itu masih bebas berkeliaran seakan tak berdosa.(Salim).
Post a Comment