BELAWAN | POTRET RI - Setelah digelarnya aksi demo massa Pemuda Pancasila (PP) Belawan dan massa petani tambak guna memprotes penyerobotan lahan serta penimbunan paksa dilakukan pihak pengembang PT SUU dengan memperalat oknum aparat akhirnya sejumlah alat berat milik TNI ditarik mundur setelah oknum petugas Polisi Militer (PM) tiba dilokasi perseteruan.Rabu sore kemarin (05/04/2017).
Ketua PP Belawan Minok Anwar ditemui oknum petugas Denpom TNI AD menghimbau agar tidak lagi mengerahkan massa PP di lokasi tambak sedangkan seluruh peralatan alat berat yang disewa pihak pengembang dipaksa ditarik mundur guna menghindari terjadinya pertikaian karena sesama anak bangsa tak lagi boleh ada pertumpahan darah.
Menurut salah seorang petani tambak bemarga Simbolon, dirinya dan keluarganya telah lama mengusahai lahan tambak di lokasi tersebut namun sejak kehadiran pihak pengembang yang mengkalim lahan tambak warga disini menjadi resah, bahkan sejumlah alat berat milik TNI yang disewa pihak pengembang telah banyak merusak gubuk dan rumah warga disini.
"Kemana kami harus menuntut ganti rugi Pak, lahan tambak kami untuk mencari makan habis ditimbun paksa alat berat mereka, kami heran bertahun tahun kami menggarap disini kok.. tiba-tiba mereka mengklaim tanah miliknya,"cetus warga menyampaikan langsung pada ketua PAC.PP Belawan Minok Anwar saat berada di lokasi lahan tambak tersebut.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, terjadi perseteruan gara-gara mempertahankan lahan tambak serta dirusaknya plank usaha tani milik PP tersebut, massa dari Pemuda Pancasila (PP) Belawan bersama petani tambak di kawasan lahan pertambakan dan hutan magrove di kawasan Jalan raya Pelabuhan Belawan.Massa petani tambak menuding penimbunan lahan tersebut dilakukan oleh pihak pengembang dari PT.SUU dengan memperalat oknum aparat TNI.
Tak hanya pengerusakan lahan milik warga situasi sempat memanas tatkala plank milik usaha tani tambak PP turut dirusak hingga sempat menimbulkan amarah dari massa PP Belawan dan petani tambak hingga sempat mengelar aksi protes atas pengerusakan yang dilakukan pihak pengembang tersebut.Meski sempat bersi tegang antara ketua PP Belawan M.Anwar dengan pihak pengembang yang disebut-sebut bernama S.Tarigan namun dapat diantisipasi pihak kepolisian.Warga berharap agar mafia tanah yang ingin menyerobot lahan petani tambak segera hengkang dari lahan mangrove yang telah lama diusahai warga. Pihak Muspika dan kepolisian harus proaktif untuk segera melakukan pengamanan guna menghindari bentrokan antara warga petani tambak bersama massa PP dengan pihak pengembang lahan yang mengandalkan bekingan sejumlah oknum aparat tersebut.
"Kami menuntut agar mafia tanah dan pelaku yang merusak plank PP Belawan segera ditangkap dan bila lahan tambak serta hutan mangrove ditimbun dijadikan depo kontaener maka alamat kawasan Belawan bisa tenggelam karena tak ada lagi tempat resapan air serta hancurnya biota air dan tumbuhan, apalagi rencananya lahan tambak dan hutan mangrove yang diserobot mafia tanah ini nantinya mau dijadikan sebagai lahan depo kontener terbesar demi meraup keuntungan mereka meski dengan cara mau menyingkirkan kaum petani tambak yang lemah, syukurnya pihak PP Belawan berpihak pada nasib petani tambak untuk mempertahankan haknya,"cetus Herman Manurung yang juga selaku aktivis FPI di Belawan tersebut.(Zul/Blw).
Post a Comment