MEDAN LABUHAN | POTRET - Kasihan betul nasib dialami ratusan warga di Kelurahan Nelayan Indah, pasalnya meski sudah melunasi cicilan rumahnya di BTN namun hingga kini sertifikat Hak Guna bangunan (HGB) rumahnya tak kunjung terbit.
Akibatnya ratusan warga Kelurahan Kampung Nelayan Indah, Kecamatan Medan Labuhan beramai-ramai mempertanyakan pada wakil kepala BTN Medan Imam Hamzah saat digelarnya pertemuan antara pihak BTN dengan warga difasilitasi ketua HNSI Medan Zulfahri Siagian di halaman kantor Polmas Nelayan Indah.
Para warga yang berada di lokasi depan rumah Amiruddin Parinduri itu Kamis sore (28/08/2014) langsung mempertanyakan keberadaan 178 surat kepemilikan bangunan para nelayan yang dibangun pada masa Walikota Bahtiar Djafar, hingga kini tak tau dimana keberadaannya."Surat sudah kita lunasi Pak! Tapi kenapa BTN belum mengeluarkan juga," kesal Amri salah satu warga.
Belum keluarnya surat HGB menurut warga adalah dikarenakan tidak bertanggunjawabnya pihak PT Rodetas Jaya Perkasa (RJP) untuk menyelesaikan masalahnya dengan Bank BTN. "Sampai sekarang ratusan surat adalah tanggungjawab pihak PT.RJP," tutur Awal.
Menurut wakil kepala BTN Medan Imam Hamzah, sertifikat warga yang telah melunasi angsuran kredit rumahnya sulit disertifikasi akibat Pihak Developer kurang bertanggungjawab, bahkan kabarnya Hak Pengelolaan Lahan (HPL) nomor 02 seluas 80 hektar dilahan perumahan nelayan Indah tersebut dikabarkan hilang.
"Kita anjurkan warga kembali mengurus pengajian penerbitan sertifikat HGB dengan cara membukan rekening tabungan di BTN yang diperkirakan selama 6 bulan kedepan pihak BTN akan berusaha membantu warga agar sertifikat HGB itu keluar,"kata warga saat ditanyai.
Kini warga pun merasa kebingungan dengan pihak Bank BTN yang membebankan lagi masalah biaya sebesar RP 2 juta untuk pembuatan surat baru karena pihak RJP tak mau lagi bertanggungjawab.
Ketika dihubungi telepon selulernya direktur PT.RJP, Syarif tak dapat menyambung. Suara hape terdengar terus tulalit. Terkesan siempunya hape berada di luar negeri. Keberadaan Syarif di luar negeri pun diperkuat Amiruddin Parinduri yang mengatakan Syarif sedang berobat karena penyakit jantung ke Malaysia.(potret/Lbh).
Akibatnya ratusan warga Kelurahan Kampung Nelayan Indah, Kecamatan Medan Labuhan beramai-ramai mempertanyakan pada wakil kepala BTN Medan Imam Hamzah saat digelarnya pertemuan antara pihak BTN dengan warga difasilitasi ketua HNSI Medan Zulfahri Siagian di halaman kantor Polmas Nelayan Indah.
Para warga yang berada di lokasi depan rumah Amiruddin Parinduri itu Kamis sore (28/08/2014) langsung mempertanyakan keberadaan 178 surat kepemilikan bangunan para nelayan yang dibangun pada masa Walikota Bahtiar Djafar, hingga kini tak tau dimana keberadaannya."Surat sudah kita lunasi Pak! Tapi kenapa BTN belum mengeluarkan juga," kesal Amri salah satu warga.
Belum keluarnya surat HGB menurut warga adalah dikarenakan tidak bertanggunjawabnya pihak PT Rodetas Jaya Perkasa (RJP) untuk menyelesaikan masalahnya dengan Bank BTN. "Sampai sekarang ratusan surat adalah tanggungjawab pihak PT.RJP," tutur Awal.
Menurut wakil kepala BTN Medan Imam Hamzah, sertifikat warga yang telah melunasi angsuran kredit rumahnya sulit disertifikasi akibat Pihak Developer kurang bertanggungjawab, bahkan kabarnya Hak Pengelolaan Lahan (HPL) nomor 02 seluas 80 hektar dilahan perumahan nelayan Indah tersebut dikabarkan hilang.
"Kita anjurkan warga kembali mengurus pengajian penerbitan sertifikat HGB dengan cara membukan rekening tabungan di BTN yang diperkirakan selama 6 bulan kedepan pihak BTN akan berusaha membantu warga agar sertifikat HGB itu keluar,"kata warga saat ditanyai.
Kini warga pun merasa kebingungan dengan pihak Bank BTN yang membebankan lagi masalah biaya sebesar RP 2 juta untuk pembuatan surat baru karena pihak RJP tak mau lagi bertanggungjawab.
Ketika dihubungi telepon selulernya direktur PT.RJP, Syarif tak dapat menyambung. Suara hape terdengar terus tulalit. Terkesan siempunya hape berada di luar negeri. Keberadaan Syarif di luar negeri pun diperkuat Amiruddin Parinduri yang mengatakan Syarif sedang berobat karena penyakit jantung ke Malaysia.(potret/Lbh).
Post a Comment