BELAWAN | POTRET RI – Penggunaan pasir laut dalam pengerjaan proyek penambahan dermaga sepanjang 750 meter PT Pelindo I Medan di BICT bakal terkendala , pasalnya kemarin ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Satma (Satuan Mahasiswa) DPD IPK Kota Medan mengelar aksi protes di Kantor Pelindo I Jalan Kakatau Ujung Medan.Aksi demo yang digelar ratusan mahasiswa pada Selasa kemarin (29/09/2015) terkait protes adanya praktek monopoli pengadaan .pasir dan pelelangan tersebut tak transparan.“Kami semua disini mau adanya keterbukaan para pejabat. Kenapa PT.Eka Jaya Kridatama yang tak mengikuti tender bisa memenangkan proyek. Inikan namanya proyek akal-akalan,”jerit seorang mahasiswa dengan menggunakan pengeras suara.
Penggunaan pasir laut yang mengandung air asin atau zat kerosin dinilai tak layak untuk material pembangunan hingga dikhawatirkan kwalitas dermaga akan cepat rusak.
Kabarnya pihak PT Pelindo I telah bekerjasama dengan PT Wika – Hutama Joint Operation dalam pengadaan pasir laut untuk pembangunan dermaga. Dalam pembangunan proyek peti kemas Belawan fase 2 ternyata kedua BUMN ini lalu menunjuk PT Eka Jaya Kridatama.
Namun alih-alih rupanya PT Eka Jaya Kridatama mensubkan kembali proyek negara yang bernilai triliunan itu kepada PT QPH Cipta Selaras.
Sementara Humas PT Pelindo I, Eriansyah yang dikonfirmasikan wartawan terkesan buang badan dengan mengatakan kalau aksi yang dilakukan para mahasiswa itu adalah salah alamat.”Mereka telah salah alamat.
Seharusnya yang paling bertanggungjawab terkait pengadaan pasir adalah PT.Wika bukan Pelindo,”ucap Eriansyah saat demo berlangsung.(
Penggunaan pasir laut yang mengandung air asin atau zat kerosin dinilai tak layak untuk material pembangunan hingga dikhawatirkan kwalitas dermaga akan cepat rusak.
Kabarnya pihak PT Pelindo I telah bekerjasama dengan PT Wika – Hutama Joint Operation dalam pengadaan pasir laut untuk pembangunan dermaga. Dalam pembangunan proyek peti kemas Belawan fase 2 ternyata kedua BUMN ini lalu menunjuk PT Eka Jaya Kridatama.
Namun alih-alih rupanya PT Eka Jaya Kridatama mensubkan kembali proyek negara yang bernilai triliunan itu kepada PT QPH Cipta Selaras.
Sementara Humas PT Pelindo I, Eriansyah yang dikonfirmasikan wartawan terkesan buang badan dengan mengatakan kalau aksi yang dilakukan para mahasiswa itu adalah salah alamat.”Mereka telah salah alamat.
Seharusnya yang paling bertanggungjawab terkait pengadaan pasir adalah PT.Wika bukan Pelindo,”ucap Eriansyah saat demo berlangsung.(
Post a Comment