MEDAN | POTRET RI - Ibu kandung Aiptu Dahlan bersama 3 orang adik kandung korban penikaman Aiptu Dahlan mendesak Kapolri Jenderal Pol.Tito Karnavian agar segera memecat Aiptu Dahlan dari Dinas Polri sesuai suratnya yang langsung diterima SPRI kapolri Senin (15/08) di ruang kerjanya dengan tembusan Wakapolri, Kadivpropam, Kadivkum, Mabes Polri dan Kapoldasu.
Sebagaimana diketahui sebelumnya diduga akibat dendam lama Aiptu M Dahlan (55) menyerang dan menikam tiga adik kandungnya, Minggu (2/11) sekira pukul 18.30 WIB. Peristiwa ini sontak menghebohkan tetangga mereka di Asmara Widuri, Blok Johar, Harjosari II, Kec. Medan Amplas. Akibat kejadian itu, Hermasnyah (50), Sarifudin (42) dan Rahmani (39) dilarikan ke RS Mitra Sejati Medan.
Penyerangan bermula saat Rahmani hendak membeli pulsa ke depan rumahnya. Di saat bersamaan, Rahmani berpapasan dengan Dahlan yang hendak mengantar istrinya ke simpang Amplas berboncengan naik sepeda motor. Karena sebelumnya sudah ada cekcok, Dahlan langsung sinis melihat Rahmani. Tak lama berselang, usai mengantar istrinya. Dahlan kembali menemui Rahmani di lokasi dan langsung menabraknya hingga terjatuh.
Tak senang, Rahmani berniat melawan. Tapi Dahlan langsung mengeluarkan pisau dapur yang terselip di pinggangnya. Saat itulah, Dahlan yang sudah emosi menikam lengan Rahmani. Melihat itu, Sarifudin yang sebelumnya di rumah datang membantu. Tapi usahanya sia-sia karena Dahlan justru menikam punggungnya.
Melihat Sarifudin tersungkur, Rahmani memilih berlari ke rumah untuk memanggil abangnya Hermansyah. Detik berikutnya Hermansyah datang ke lokasi.
Melihat itu, Dahlan yang kalap justru menikam perut Hermansyah. Melihat kedua adiknya terkapar bersimbah darah, Dahlan memilih kabur dari lokasi. Sedang warga sekitar membawa ketiga korban ke RS Mitra Sejati.
"Entah polisi apa itu, sifatnya seperti preman. Kami adik-adiknya tidak suka lihat tingkahnya. Orangtua kami saja pernah diancam bunuh sama dia. Maunya dipecat saja. Dulupun sudah pernah kami bertengkar, makanya dia dendam sama kami," ucap Rahmani saat ditemui di ruang IGD.
Masih kata Rahmani, kejadian itu sebenarnya bisa dihindari andai saja Dahlan langsung pulang ke rumahnya (pelaku dan korban tetanggaan-red). “Dia sengaja bawa pisau untuk menikam aku, padahal aku adik keempatnya. Selama ini, kami memang tidak suka dengannya karena dia mau menyakiti keluarga," lirih korban sembari meringis kesakitan saat lukanya diobati.
Hal senada juga dikatakan Kiki (38), istri Hermansyah. "Kami keluarganya dan bertetangga, tapi dibuatnya macam bandit. Percuma dia polisi tapi tidak sopan. Kami minta dia dipecat, ini ’kan sudah percobaan pembunuhan. Sekarang suamiku harus dioperasi karena kena tikam di perutnya. Pokoknya, kami akan melaporkan ini ke Poldasu," tandasnya sembari sibuk menghubungi kerabatnya via hape.(Red).
Sebagaimana diketahui sebelumnya diduga akibat dendam lama Aiptu M Dahlan (55) menyerang dan menikam tiga adik kandungnya, Minggu (2/11) sekira pukul 18.30 WIB. Peristiwa ini sontak menghebohkan tetangga mereka di Asmara Widuri, Blok Johar, Harjosari II, Kec. Medan Amplas. Akibat kejadian itu, Hermasnyah (50), Sarifudin (42) dan Rahmani (39) dilarikan ke RS Mitra Sejati Medan.
Penyerangan bermula saat Rahmani hendak membeli pulsa ke depan rumahnya. Di saat bersamaan, Rahmani berpapasan dengan Dahlan yang hendak mengantar istrinya ke simpang Amplas berboncengan naik sepeda motor. Karena sebelumnya sudah ada cekcok, Dahlan langsung sinis melihat Rahmani. Tak lama berselang, usai mengantar istrinya. Dahlan kembali menemui Rahmani di lokasi dan langsung menabraknya hingga terjatuh.
Tak senang, Rahmani berniat melawan. Tapi Dahlan langsung mengeluarkan pisau dapur yang terselip di pinggangnya. Saat itulah, Dahlan yang sudah emosi menikam lengan Rahmani. Melihat itu, Sarifudin yang sebelumnya di rumah datang membantu. Tapi usahanya sia-sia karena Dahlan justru menikam punggungnya.
Melihat Sarifudin tersungkur, Rahmani memilih berlari ke rumah untuk memanggil abangnya Hermansyah. Detik berikutnya Hermansyah datang ke lokasi.
Melihat itu, Dahlan yang kalap justru menikam perut Hermansyah. Melihat kedua adiknya terkapar bersimbah darah, Dahlan memilih kabur dari lokasi. Sedang warga sekitar membawa ketiga korban ke RS Mitra Sejati.
"Entah polisi apa itu, sifatnya seperti preman. Kami adik-adiknya tidak suka lihat tingkahnya. Orangtua kami saja pernah diancam bunuh sama dia. Maunya dipecat saja. Dulupun sudah pernah kami bertengkar, makanya dia dendam sama kami," ucap Rahmani saat ditemui di ruang IGD.
Masih kata Rahmani, kejadian itu sebenarnya bisa dihindari andai saja Dahlan langsung pulang ke rumahnya (pelaku dan korban tetanggaan-red). “Dia sengaja bawa pisau untuk menikam aku, padahal aku adik keempatnya. Selama ini, kami memang tidak suka dengannya karena dia mau menyakiti keluarga," lirih korban sembari meringis kesakitan saat lukanya diobati.
Hal senada juga dikatakan Kiki (38), istri Hermansyah. "Kami keluarganya dan bertetangga, tapi dibuatnya macam bandit. Percuma dia polisi tapi tidak sopan. Kami minta dia dipecat, ini ’kan sudah percobaan pembunuhan. Sekarang suamiku harus dioperasi karena kena tikam di perutnya. Pokoknya, kami akan melaporkan ini ke Poldasu," tandasnya sembari sibuk menghubungi kerabatnya via hape.(Red).
Post a Comment