"Bom bunuh Diri Kampung Melayu menuai Kontroversi dan bukti"
Jakarta | Potret RI - Ledakan bom terjadi dua kali dengan selisih waktu sekitar lima menit, yaitu pukul 21:00 dan 21:05 WIB. Bripda Taufan, yang tengah mengawal aksi pawai obor Front Pembela Islam (FPI) yang melintas di Terminal Kampung Melayu, ikut menjadi korban.
Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, lima orang meninggal dunia terkait aksi bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Kamis (25/5). "Jadi yang meninggal yaitu tiga anggota Polri dan dua pelaku (laki-laki)," kata Setyo di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Sementara itu, lanjut Setyo, ada sepuluh korban luka akibat dua ledakan berturut-turut itu. Perinciannya masing lima anggota Polri dan warga sipil. "Para polisi sedang bertugas mengamankan sekelompok masyarakat yang akan pawai. Pawainya belum lewat, tetapi bom meledak duluan," tandas Setyo.
Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, pihaknya belum bisa menceritakan detail kasus itu karena masih penyelidikan. Dia memastikan Polri telah dapat identitas pelaku. "Nanti saya informasikan lebih lanjut. Identitas sudah tahu, tapi untuk keamanan jangan diekspose dulu," kata dia di lokasi, Rabu (24/5).
Saat ini, kata dia, tim dari Polda Metro Kaya dan Mabes Polri masih berusaha mengidentifikasi di lokasi. "Saat ini tim identifikasi dan puslabfor sedang olah TKP dengan Jihandak Polri mengumpulkan serpihan dan mengidentifikasi potongan tubuh," sambung dia.
Nantinya kata dia petugas akan menyusun potongan tubuh pelaku bom bunuh diri itu. "Potongan tubuh yang ditemukan diduga pelaku untuk leher ke atas masih utuh, secara visual masih kelihatan muka dan tangan juga," tambah mantan Wakabaintelkam Polri ini.
"Kejadiannya persis di Terminal Kampung Melayu. Warga panik, berlarian. Suara ledakannya keras," ujarnya kepada Potretri.com. Rohimat juga mengatakan seketika mencium bau sangit pascaledakan. Belum diketahui sumber ledakan.
Kejadian bom Kampung melalui banyak menuai spekulasi, Kenapa tiba-tiba ada ledakan bom ? "mari kita cek, Peristiwa apa saja belakangan ini yang mewarnai pemberitaan nasional" :
1. POLRI sedang tersudut, satu hari lalu Kapolri habis dicecar dalam raker bersama Komisi III DPR RI terkait sepak terjang POLRI yang diduga tebang pilih, yaitu kriminalisasi Umat Islam baik Ulamanya maupun aktivisnya.
2. Beberapa isu yang coba dikembangkan oleh pemerintah untuk memperburuk citra Umat Islam gagal total, dari pembubaran HTI (banyak protes dan serangan balik dari Umat), kriminalisasi Ulama (juga mengalami protes keras dari Umat bahkan DPR RI).
3. Upaya membela Ahok jelas sudah gagal total, dan ada pihak-pihak yang tidak terlihat bernafsu mengkriminalisasi Umat Islam. Sebagai upaya politik balas dendam.
4. Kali ini bom terjadi di terminal, jelas sangat aneh dan absurd, kemaren-kemaren (yang tentu juga janggal-janggal) bom biasanya meledak di kawasan elit, markas kepolisian, atau kawasan yang lekat dengan simbol asing khususnya amerika dan rumah ibadah. Anehkan kalau sekarang terjadi di terminal tempat rakyat jelata berkumpul, boleh jadi para perancang bom ini berhitung untuk mengurangi dampak yang tidak diinginkan baik secara ekonomi dll, jadi terminal yang dihantam.
5. Perlu diingat malam ini 24/5/2017 umat kristiani sedang bersiap merayakan hari besar mereka, tapi ternyata bukan gereja yang dihantam bom. Jika nanti POLRI (seperti biasa) mengaitkan dengan motif agama (baca : Islam), ya gak nyambung lah.
6. Nampaknya, patut diduga perancang aksi bom ini memang ingin mengaitkan dengan isu agama dengan memanfaatkan momentum jelang hari besar kaum kritiani, tapi lagi-lagi mereka coba main aman supaya tidak ada dampak yang terlalu merugikan, akhirnya terminal lah yang dijadikan lokasi aksi tersebut.
7. Kapolri dan Kapolda cepat sekali tiba di lokasi, apa jangan-jangan memang sudah...hmmm...you know what i mean lah. (Oya, Kapolri padahal kabarnya akan bertolak ke Mekkah malam ini)
8. Bisa juga kita cermati, kemarin bersamaan dengan dipermalukannya Kapolri di DPR RI, GNPF-MUI baru saja mengadakan konpers yang isinya akan terus 'melawan' kriminalisasi terhadap Ulama dan ketidakadilan terhadap Umat Islam. Maka diadakan lah aksi bom hari ini, dan pas juga dengan momen hari besar umat kristiani.
9. Tiga hari lagi ramadhan, Umat Islam sedang bersiap untuk mengisi ramadhan setelah mendapat 'kemenangan' dalam aksi-aksi kemarin melawan ketidakadilan, jika nanti POLRI mengaitkan ini dengan isu agama (baca : jihad dan Islam) maka terlihat sekali ada yang ingin merusak citra Umat Islam.
10. Belakangan mahasiswa juga demo di depan istana dari kawan-kawan KAMMI yang notabene organisasi kemahasiswaan Islam. Ada kaitannya gak ya ? Bisa aja kalau mau dikaitkan.
11. Penguasa negri ini baru saja menebar ancaman dan menakut-nakuti (baca : teror) pihak-pihak yang konon menentang pancasila dengan kalimat "gebuk". Nah, dengan adanya aksi ini dan biasanya akan dikaitkan dengan isu agama (baca : Islam) sudah keliatan kan pihak yang akan "digebuk" setelah ini siapa ???.
12. Instruksi dari Kapolri yang meminta para second majority melakukan tindakan tindakan selebihnya itu mereka yang tangani.
Ahmad Rifa'i Pasra dari jaringan Demokrasi untuk Konstitusi menyampaikan perbedaan cara bom bunuh diri yang asli dengan rekayasa, "Saya akan tunjukkan anda cara membedakan bom bunuh diri asli dengan rekayasa".1. Yang asli, korban meninggal diatas belasan hingga puluhan orang. Ingat berita-berita bom bunuh diri di Timur tengah atau negara yang terlibat konflik ! 2. Yang palsu, korban tewas 2 sd 3 orang, yang lainnya hanya luka -luka dan tidak sampai meninggal ! 3. Yang Asli akan memposting pesan ancaman yang ditujukan pada pihak tertentu sebelum melakukan aksinya melalui video ! 4. Yang palsu, tidak ada pesan sama sekali ! 5. Yang asli, jika berhasil, pasti akan mengaku sebagai pihak bertanggung jawab. 6. Yang palsu, tidak ada yang mengaku bertanggungjawab ! 7. Sasaran bom bunuh diri asli adalah pusat keramaian. 8. Yang palsu, menjauhi pusat keramaian ! 9. Korban bom bunuh diri asli, hangus dan hancur berantakan tanpa bisa dikenal. 10. Korban bom bunuh diri gadungan, masih tersisa potongan anggota tubuh ! 11. Pelaku bom bunuh diri asli, tidak pernah bawa KTP ! 12. Pelaku bom bunuh diri gadungan, selalu bawa dompet lengkap isinya, seperti KTP ! 13. Bom bunuh diri asli akan menghanguskan benda-benda di sekitarnya ! 14. Bom bunuh diri palsu, seperti di Kampung Melayu, beberapa sepeda motor di dekat lokasi yang berjarak 1 meter, tidak hangus dan tidak meledak semuanya !!!
Karena ini rekayasa bom bunuh diri, sebentar lagi framing pemberitaan media akan mengarah pada satu topik bahwa pelakunya adalah islam radikal ? Tuduhan akan diarahkan kepada FPI ? Apakah FPI pernah melakukan hal ini, sudah tentu tidak ?
Juga akan diarahkan ke HTI, HTI juga tidak ! Apakah Muhammadiyah ? Jelas tidak ! Apakah ada organisasi pergerakan islam di Indonesia yang mengancam pemerintah dengan bom bunuh diri ? Jelas tidak ! Berarti itu kesimpulannya adakah REKAYASA !.(Red.Su/TIM)
Post a Comment