.

.

Reuni Ke 65 SMANSA Meriah

Rekaman Jeritan Warga Korban Eksekusi Lahan Salah Objek di Dumai

Top POTRET RI 007

Top POTRET RI 007
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zone bersama R.Soekrisno

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *

Search

Foto Bersama Marsekal TNI AU Djoko Suyanto/Ibu dan R.Soekrisno

Foto Bersama Marsekal TNI AU  Djoko Suyanto/Ibu dan R.Soekrisno

Ketum Presidium Pusat RI Achmad Lulang, SH bersama R.Soekrisno (PU/Pemred Potret RI 007)

Ketum Presidium Pusat RI Achmad Lulang, SH bersama R.Soekrisno (PU/Pemred Potret RI 007)

PU/Pemred POTRET RI 007 Saat di Istana Merdeka

PU/Pemred POTRET RI 007 Saat di Istana Merdeka

PENERIMAAN TARUNA BARU AKADEMI MARITIM BELAWAN

Salam Komando Redaksi dan Pangkostrad TNI Letjen TNI Edy Rahmayadi

Salam Komando Redaksi dan Pangkostrad TNI  Letjen TNI Edy Rahmayadi
Showing posts with label Bencana. Show all posts
Showing posts with label Bencana. Show all posts

Sinabung Menunjukkan Aktivitasnya Kembali, Warga Diharap Mengikuti Instruksi dari Pemerintah

"Sinabung bergetar hingga 20 kali dalam satu hari"
Tanah Karo | Potret RI - Material Abu Vulkanik dari erupsi Gunung Sinabung menunjukkan aktivitasnya pada Rabu 2/8 yang berada di Kabupaten karo hingga 20 kali. Bahkan langit Kabanjahe, Ibukota Tanah Karo sempat gelap kemerahan akibat tertutup material debu yang terbawa angin.

Informasi yang diterima dari Pusat Vulkanologi Militigasi Bencana Geologi (PVMBG), desa Ndokom Siroga Kecamatan Simpang Empat, yuli, Menginformasikan, hingga Pukul 16.00 WIB, Sinabung tercatat 19 kali erupsi dan APG, dengan jarak luncur terjauh 2,5 km dan 4,5 km mengarah kearah Timur Tenggara.

Kecamatan yang  terpapar material abu vulkanik tebal, diantaranya kecamatan kabanjahe, Payung, Simpang Empat, Tiganderket, dan Naman Teran serta sebagian Kecil jatuh di kecamatan Berastagi dan tiga Panah.

Pasca Erupsi, masyarakat disejumlah kecamatan yang terkena dampak debu tebal, terlihat minim aktivitas. Warga mayoritas lebih memilih berdiam diri didalam rumah masing-masing sebagian diantaranya ada juga yang melakukan bersih bersih di kediamannya. dibutuhkan penyiraman lebih lanjut menggunakan damkar oleh pihak terkait untuk mengurangi dampak debu di jalanan, dan sejumlah tempat vital, semisal perkantoran, sekolah, serta pemuKiman.

Kepala pusat Data informasi Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho memaparkan, hampir setiap hari Gunung Sinabung meletus hingga 2-8 kali sehari, karenanya ribuan penduduk terdampak langsung dari hujan abu vulkanik akibat letusan Gunung Sinabung.

Hujan abu juga menyebar di beberapa tempat, seperti di desa perbaji, sukatendel, temberun, perteguhen, kuta rakyat, simpang empat, tiga pancur, selandi, payung, dan kuta gugung, saat ini masyarakat memerlukan masker dan air untuk membersihkan lingkungan.

"BPBD Karo bersama TNI, Polri, Dinas Kesehatan dan SK PD lain, relawan, dan masyarakat telah membagikan masker, pembersihan, jalan dan lahan, pembersihan aset-aset pemerintah (pasar dan tempat umum lainnya) dan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memasuki zona merah," ucapnya.

Selain itu, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di dekat sungai-sungai yang berhulu di gunung sinabung agar tetap waspada terhadap ancaman bahaya lahar, mengingat terbentuk bendungan alam di hulu sungai laborus, maka penduduk yang bermukim dan beraktivitas disekitar hilir daerah aliran sungai agar tetap menjaga kewaspadaan.

Hingga saat ini, lanjut Sutopo, masih tercatat 7.214 jiwa atau 2.038 KK di 8 pos pengungsian, namun hanya ada 2.863 jiwa yang tinggal di pos pengungsian."lainnya banyak yang tinggal di tempat lain di luar pos pengungsian, kebutuhan sandan pangan secara umum terpenui," ucapnya.

Sutopo menambahkan, masyarakat diimbau untuk terus waspada dan mentaati rekomendasi pemerintah, hingga kini tidak dapat diprediksikan sampai kapan gunung sinabung akan berhenti meletus. 

Sementara itu perkembangan dari Sinabung terus dipantau dari sampai hari ini 3/7 terjadi APG dengan jarak luncur 2000 meter ke arah sektor tenggara timur, angin lemah kearah timur tenggara amp 70 mm lama gempa 309 detik (sumber data KESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamanan Gunung Sinabung). (Red.Su)



Perlunya Percepatan Penanganan Para Pengungsi

"Peninjauan Lokasi Pengungsi Bersama Instansi Terkait"

Tanah Karo | Potret RI -  (21/7) Gunung Sinabung terus beraktivitas vulkanik. Dampak erupsi telah mengakibatkan 2.102 KK masih menghuni pos pengungsian yang tersebar di Kabupaten Karo. Dari jumlah tersebut, sejumlah keluarga diungsikan sementara; sejumlah lain harus direlokasi. 

Menghadapi kondisi itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo berupaya melakukan percepatan penanganan pengungsi. Lebih dari 2 tahun sebagian dari mereka mengungsi di pos-pos pengungsian. 

"Terlalu lama tinggal di pos pengungsian dikhawatirkan berdampak kepada psikis, khususnya anak-anak," kata Martin Sitepu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Karo. Di samping itu, Martin mengatakan bahwa keberadaan warga di pos pengungsian berpotensi konflik antara pengungsi dan warga setempat.

Salah satu upaya penanganan yaitu pembangunan hunian sementara (huntara). Pembangunan huntara sudah sampai tahap penyelesaian akhir. Nantinya huntara yang lahannya menyewa dari masyarakat setempat dilengkapi listrik dan air. Sejumlah 348 unit dibangun di 4 lokasi, Ndokum Siroga 1 (88 unit), Ndokum Siroga 2 (86), Ndokum Siroga 3 (100) dan Tiganderket (74). Keempat huntara diperuntukkan untuk warga Desa Kuta Gugung, Pintubesi, dan Mardinding.

Namun demikian, BPBD kabupaten Karo memikirkan untuk solusi yang lebih hemat, yaitu penyediaan dana untuk sewa rumah dan lahan. Menurut Sitepu, melalui skema bantuan sewa rumah dan lahan lebih murah. Pemerintah dapat menghemat hingga Rp 8 milyar per tahun. Terkait dengan ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menegaskan pentingnya data valid, by name by address yang dikeluarkan melalui surat keputusan bupati. 

Sejalan dengan tahapan penanganan yang berjalan, pemerintah daerah setempat juga menyiapkan relokasi tahap II dan III. Tahap kedua nantinya dapat menampung 1.683 KK dan tahap III 1.089 KK. BNPB dan kementerian/lembaga mendukung upaya pemerintah daerah untuk percepatan penanganan pengungsi Sinabung.

Kepala BNPB Willem Rampangilei menyampaikan bahwa pihaknya menekankan pentingnya kinerja pemerintah daerah.

"Percepatan harus dilakukan di daerah, apabila ada permasalahan, kita selesaikan bersama." Willem juga menyampaikan bahwa data pengungsi harus akuntabel. BNPB akan memberikan pendampingan untuk penyelesaian masalah data. Willem kembali mengingatkan bahwa arahan Presiden Joko Widodo untuk para pengungsi untuk tidak tinggal terlalu lama di pos pengungsi.

(21/7) Kepala BNPB yang didampingi Bupati Karo, Kementerian PUPR, Kantor Staf Kepresiden, BPBD Provinsi Sumatera Utara meninjau huntara dan huntap di Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Karo. (Red.Su/Sumber.BNPB)

Kebijakan Pemerintah Daerah Sangat Diperlukan Segera dalam Penanganan Bencana

"Indeks Rawan Bencana Indonesia"

Medan | Potret RI - Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis serta memerlukan bantuan luar dalam penanganannya, sementara dari Pemerintah Daerah masih dengan Kepentingan Politiknya.

Pemerintah Daerah Merupakan IC (Instruction Comander) yang dapat langsung mengeluarkan Perintah dan ketentuan dalam Penanganan Bencana, Bila tidak ada ketentuan dan Perintah sebuah Badan Negara tidak akan bisa melakukan penanggulangan Bencana baik itu kesiap siagaan, maupun dalam keadaan sudah bencana.

Secara garis besar, upaya penanggulangan bencana meliputi Kesiapsiagaan , keadaan siap setiap saat bagi setiap orang, petugas serta institusi pelayanan (termasuk pelayanan kesehatan) untuk melakukan tindakan dan cara-cara menghadapi bencana baik sebelum, sedang, maupun sesudah bencana.

Penanggulangan,  upaya untuk menanggulangi bencana, baik yang ditimbulkan oleh alam maupun ulah manusia, termasuk dampak kerusuhan yang meliputi kegiatan pencegahan, penyelamatan, rehabilitasi, dan rekonstruksi.

‪Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan bahwa kejadian bencana meningkat 35% dibandingkan tahun 2015. ‬

‪”Dampak yang ditimbulkan bencana selama 2015 cukup besar. Bencana menyebabkan 522 jiwa meninggal, 3,05 juta jiwa menderita dan mengungsi, sekitar 70 ribu rumah rusak dan kerugian ekonomi mecapai puluhan trilyun rupiah,” kata Sutopo dalam keterangannya di Hotel Grandhika pada Kegiatan BNPB dengan Wartawan Tanggap Bencana, (19/7). ‬

‪Bencana telah mengakibatkan penderitaan masyarakat. Sutopo menekankan pentingnya pengarusutamaan budaya sadar bencana. Menurut Sutopo, pengetahuan masyarakat mengenai bencana mulai tumbuh pascabencana tsunami Aceh 2004 lalu. Pengetahuan kebencanaan meningkat signifikan. Namun, pengetahuan tersebut belum menjadi sebuah sikap dan perilaku.  ‬

‪“Secara umum budaya sadar bencana di masyarakat masih rendah. Kita masih sering mengabaikan aspek risiko bencana dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya masih sangat minim kontruksi rumah tahan gempa yang dibangun masyarakat maupun swasta,” ujar dia. ‬

"‪Saat terjadi gempa korban berjatuhan dan dampak ekonominya besar. Gempa M 6,5 di Pidie Jaya termasuk gempa menengah. Tapi korbannya 103 jiwa meninggal, ratusan luka, lebih dari 11 ribu rumah rusak dan kerugian ekonomi mencapai Rp 2,94 trilyun,"Sutopo memaparkan kembali.

‪"Bandingkan dengan gempa M 7,8 dengan epicentrum di darat di New Zealand tetapi hanya menimbulkan korban 2 jiwa meninggal dunia karena pemerintah dan masyarakat sangat taat terhadap building code bangunan tahan gempa. Kita perlu mewujudkan budaya sadar bencana, mengingat jutaan masyarakat Indonesia terpapar potensi bahaya yang berujung bencana." ‬

‪Sutopo mengatakan bahwa bencana secara langsung telah menurunkan kualitas hidup masyarakat. Pada tahun ini, berbagai bencana menyebabkan sekitar 3,05 juta warga mengungsi dan 69.287 rumah rusak. Dari jumlah kejadian bencana, 92% didominasi bencana hidrometeorologi pada tahun ini, seperti banjir, longsor, dan puting beliung.  ‬

‪“Bencana dapat memicu peningkatan angka kemiskinan. Sebagian besar bencana menimpa masyarakat yang miskin. Bencana melanda daerah-daerah rawan bencana yang menyebabkan keluarga miskin meningkat karena gagal panen, kehilangan aset produksi dan terganggunya kehidupan sehari-hari,” Sutopo menambahkan.‬

Prinsip dasar upaya penanggulangan bencana dititik beratkan pada tahap kesiapsiagaan sebelum bencana terjadi, dan Perlu adanya Kebijakan yang segera dilakukan pada setiap daerah dalam penanganan Bencana yang sewaktu waktu. Mengingat bahwa tindakan preventif (mencegah) lebih baik daripada kuratif (pengobatan atau penanganan). Bencana alam itu sendiri memang tidak dapat dicegah, namun dampak buruk akibat bencana dapat kita cegah dengan kesiapsiagaan sebelum bencana terjadi.

Dalam Penanganan Bencana sekali lagi masih banyak halangan dan rintangan, kebiasaan di Indonesia bila sudah kejadian baru melakukan kebijakan, sedangkan keadaan itu tidak bisa menunggu akan berhenti dan kapan akan terjadi, prediksi telah dilakukan dengan penelitian dianggap hanya sebelah mata oleh Pemerintah Daerah. (Red.Su)

Kawasan Wisata Dieng Ditutup Dengan Aktifnya Kembali Kawah Sileri mengeluarkan Gas dan Lahar Dingin


"Kawah Sileri Mengeluarkan amarahnya dengan Lahar Dingin dan Gas, di awal bulan Juli 2017"
Jawa Tengah | Potret RI - Informasi dihimpun, sekitar pukul 12.00 WIB terjadi letusan di kawah Sileri yang berada di Desa Kepakisan. Saat itu kondisinya banyak wisatawan. Ledakan pertama setinggi 50 meter dan keluar lahar dingin. Untuk sementara, lokasi wisata ditutup. Tim SAR belum sepenuhnya menjangkau lokasi karena dikawatirkan muncul gas beracun.

Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui identitas para korban. Saat ini, lokasi wisata ditutup untuk umum. Kawah Sileri di kawasan Dieng Plateu Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, mengeluarkan letusan fratik atau letusan gas. Sebanyak 10 wisatawan yang berada di sekitar kawah mengalami luka hingga harus dilarikan ke Puskesmas terdekat.

Kawah Sileri di Kawasan Dieng Plateu, Wonosobo, Jawa Tengah meledak. Sebanyak 10 orang wisatawan terluka. Korban terluka dibawa ke Puskesmas 1 Batur. Badan Nasional Penanggulangan Bencana  membenarkan peristiwa tersebut. Menurut Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah Sarwa Permana, letusan Kawah Sileri terjadi Minggu (2/7) sekitar pukul 11.30 WIB. 

"Info yang kami terima ledakan awal tingginya mencapai 50 meter disertai keluarnya lahar dingin berupa lumpur", kata Sarwa. Munculnya ledakan ini mengejutkan sejumlah wisatawan yang berada di area kawah. Mereka pun panik dan berlarian hingga beberapa di antaranya terjatuh dan harus dilarikan ke Puskesmas terdekat.

"Kondisinya pas banyak wisatawan, sehingga pada panik dan berlarian sampai terjatuh. Langsung dibawa ke Puskesmas terdekat", tambah Sarwa.

“Kawah Sileri di kawasan Gunung Dieng meletus freatik setinggi 50m,” tulis Sutopo melalui akun Twitternya.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, ledakan ini terjadi pada Minggu (2/7/2017) sekitar pukul 11.30 WIB.
Sutopo menambahkan, akibat kejadian ini sepuluh wisatawan mengalami luka.

"Ini masih konfirmasi dengan BPBD. Saat ini BPBD dan PVMBG sudah di TKP. Data sementara 10 orang luka," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepada wartawan melalui pesan singkat, Minggu (2/7). "Tempat wisata ditutup untuk umum. Info lengkap akan kami sampaikan lebih lanjut," ucapnya.

Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Polisi Djarod Padakova menyatakan aparat kepolisian dibantu Tim Basarnas langsung menutup area Kawah Sileri. Wisatawan serta warga dilarang untuk mendekat sampai radius 50 meter. (Red.Su/S.Wijayanti)

 
Copyright © 2010 - 2013. www.potretri007.com - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Editing by CTM