BELAWAN | POTRET RI - Sebanyak 34 awak kapal ikan sempat terkatung-katung di laut diatas kapal tanker pasca kapal ikan jenis pukat langgar (Pursein) KM.Panca Perkasa, GT 120 No.2953 ditabrak kapal tanker pengangkut Cruide Palm Oil (CPO) MT Hellen 118 milik PT MM di perairan Pulau Rupat Riau.
Berdasarkan info yang diterima, Selasa (21/02/2017) dari tekong dan wakil tekong kapal ikan KM Panca Perkasa, GT 120 No.2953 bernama Beng Sun dan Budi Hendrik (22) saat mengadukan nasibnya ke kantor Kesyabandaran Perhubungan Laut Kelas 1 Belawan didampingi Zulfahri Siagian selaku ketua Asosiasi Pelaku Usaha Perikanan Sumut (APUPSU) mengatakan hingga kini nasib 34 awak kapal yang juga didalamnya ada siswa PKL asal Sekolah Pelayaran Aceh dalam kondisi selamat meski ada beberapa awak kapal yang terluka terkena pecahan kaca dan terjepit.
Dari penuturan Nahkoda dan wakil nahkoda mengatakan, semula mereka berangkat dari gudang dunia baru Tanjung Balai Asahan pada 14 Februari 2017 guna mencari ikan di perairan natuna namun setelah empat hari berlayar persisnya pada 18 februari 2017 sekira pukul 05.00 WIB kapal yang mereka awaki mendadak ditabrak hingga lambung kapal pecah sedangkan para awak kapal ketakutan dan terjun kelaut.
Tak berselanglama, seluruh awak kapal dievakuasi keatas kapal tanker MT Hellen 118 hingga keesokkan harinya barulah kapal tanker melepaskan tali ikatan kapal ikan yang nyaris karam tersebut sedangkan seluruh awak kapal hingga berita ini diturunkan masih menantikan bantuan evakuasi.
Menanggapi kejadian tersebut Zulfahri Siagian selaku ketua APUPSU (Asosiasi Pelaku Usaha Perikanan Sumut) mendesak pemilik kapal harus bertanggungjawab atas kejadian ini, apalagi para awak kapal ikan hingga kini masih trauma serta kejadian ini telah dilaporkan pada pihak Kesyahbandaran Belawan dan nantinya akan menindak lanjuti ke pihak Syahbandar Tanjung Balai sebab SPB (Surat Pemberitahuan Berlayar) KM.Panca Perkasa sesuai dokumennya berasal dari Pelabuhan Tanjung Balai.
Menurut Zulfahri, akibat peristiwa itu pemilik kapal ikan yang merupakan pengusaha perikanan sangat dirugikan dan ditaksir kerugian mencapai Rp 9 miliar apalagi kapal ikan tersebut dilengkapi dengan fresser atau alat pendingin yang mampu mengawetkan ikan selama sebulan lamanya selama di laut mencari ikan dan saat ini mengalami rusak berat dengan kondisi lambung kapal pecah hingga nyaris karam ditabrak kapal tanker CPO tersebut.
"Ya benar, rencananya sore ini para awak kapal nelayan kita akan dievakuasi diangkut dengan kapal penjemputan dan didaratkan ke Pelabuhan perikanan samudera Belawan (PPSB) gabion,"papar mantan ketua HNSI Kota Medan saat mendampingi nahkoda kapal ikan KM.Panca Perkasa dan wakil nahkodanya tersebut.(Leo/Blw).
Post a Comment