Suasana sempat bersih tegang antara warga dengan pihak pengurus mesjid Taqwa berawal dengan adanya pemasangan plank Mushallah Al-Hidayah di depan bangunan mesjid Taqwa serta di depan lorong menuju mesjid usai kegiatan bergotong royong membersihkan parit jalan yang dilaksana warga.Menurut keterangan dari warga, perubahan nama mushollah Al-Hidayah menjadi mesjid taqwa menuai aksi protes dari warga setempat karena musollah tersebut dulunya dibangun diatas tanah wakaf dari masyarakat atau hak milik masyarakat.
" Masyarakat tak setuju dirubahnya nama Mushollah Al Hidayah menjadi Mesjid Taqwa dan intinya masyarakat menginginkan kembalinya mushollah itu dengan nama Mushollah Al-Hidayah, sehingga kami leluasa masuk beribadah seperti biasanya di dalam mushollah tersebut,"Ungkap Bukhari yang mengkalim dirinya selaku BKM mushollah Al Hidayah.
Menurut Bukhari, persoalan ini telah dilaporkan warga pada pihak Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Terjun dan pihak Kecamatan, malah dari pihak kenajiran Mesjid Taqwa yang juga Ketua Ranting Muhammadiyah mempersilahkan kami membawa persoalan ini ke jalur pengadilan tapi siapa yang kami adilin? tanya Bukhari.
Terpisah, Ilham Damanik selaku ketua ranting Muhammadiyah sekaligus ketua pembangunan Mesjid Taqwa saat diwawancarai menjelaskan, dulunya tahun 2001 dilahan ini masih kosong dan sawah-sawah, kemudian ada seorang haji dari Helvetia bernama haji Sukiman membeli tanah kavlingan disini kemudian menyerahkan tanah 1 rante setenggah langsung diserahkan pada kita untuk rumah ibadah.
Kemudian saya ajak warga disini bermusyawarah dengan terpilih ketua panitia saya sendiri, setelah terbentuk didirikanlah mushollah Al-Hidayah sejak 2001-2003 hingga adanya kegiatan ibadah dan pengajian.
Seiring dengan perkembangan waktu makin bertambahnya jemaah mushollah kebetulan disini mayoriitas jemaah Muhammadiyah maka pada tahun 2013 kita mengadakan musyawarah jemaah selanjutnya adanya perubahan nama Mushollah Al-Hidayah menjadi Mesjid Taqwa kita laporkan pada pihak KUA dan Kecamatan serta Kelurahan yang sifatnya pemberitahuan hingga diresmikanlah mesjid ini menjadi mesjid Taqwa dengan dihadiri pimpinan Muhammadiyah dari pusat.
Guna Pengembangan perluasan mesjid Taqwa yang nantinya akan dapat menampung jumlah jemaah yang lebih banyak lagi maka dibangunlah bangunan bertingkat yang hingga kini masih tahap pengerjaan yang dimulai sejak tahun lalu.
Belakangan malah sebagian kecil masyarakat disini malah mempersoalan lahan berdirinya mesjid Taqwa ini dengan cara-cara yang tak bersahabat bahkan terakhir Minggu pagi tadi segerombolan mereka ngotot memasang plank mushollah Al-Hidayah di depan Mesjid yang telah lama disyahkan namanya menjadi mesjid Taqwa sejak tahun 2013 tersebut.Papar Idham Damanik.
Dalam menyingkapi persoalan ini, Ketua PAC.partai Gerindra Marelan Haris Kelana Damanik berharap agar persoalan ini dapat diselesaikan secara damai tanpa adanya konflik berkepanjangan karena yang mau dibangun itu adalah rumah Allah SWT.
"jangan kita berperang sesama umat Islam hanya karena nama Mesjid dan diharapkan pihak KUA, MUI maupun pihak Muspika Medan Marelan dapat mencari solusi atas persoalan ini sehingga tak diingini nantinya adanya perpecahan diantara umat Islam,"cetus Haris Kelana Damanik usai memimpin kegiatan gotong royong dan fogging bersama masyarakat di jalan Datuk Rubiah Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan tersebut.(Guz/mrl).
Post a Comment